JAKARTA – Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama komunitas kopi di Kota Tangerang Selatan selenggarakan pelatihan digital marketing untuk dorong kemajuan industri kopi lokal. Pelatihan yang ditujukan untuk komunitas penikmat kopi serta pelaku bisnis kopi rumahan ini diselenggarakan di Kedai Kopi Impression, di Cipadu Tangerang. Pemateri acara adalah Ketua YAICI, Arif Hidayat SE, MM,  International roaster dari Gerai O Balihara, Walhi, Lauda Andrean Lazarus dan Pegiat Komunitas Kopi Lokal Cangkir Jalanan dari Tangerang, Roni Endrawan. Materi yang diberikan seputar optimalisasi marketplace, social media marketing dalam memasarkan produk kopi olahan rumah juga mengenai pengetahuan umum tentang kopi dan racikan tepat untuk kopi susu.  Yaici adalah yayasan yang bergerak dibidang kesehatan, pendidikan dan lingkungan. Yaici adalah yayasan yang bergerak dibidang kesehatan. Sebelumnya Yaici telah memberikan pelatihan kepada literasi digital di beberapa SMK, SMA di jakarta dan Bandung.

Lauda Andrean Lazarus, yang juga aktivis lingkungan menjelaskan materi mengenai pengetahuan umum dunia kopi dan biji kopi. Menurutnya Industri kopi di Indonesia menjadi salah satu sektor industri pangan yang paling potensial dan menguntungkan.

“Indonesia ini negara agraris, potensi industri kopinya ga main-main. Kita saat ini jadi produsen kopi ketiga terbesar di dunia dan ketiga terbesar di Asia Tenggara”. Tutur Lauda.

Lebih lanjut, Lauda mengatakan dalam materinya, yang masih menjadi kendala dalam industri kopi Indonesia adalah kebanyakan dari pelaku industri kopi belum memiliki pengetahuan tentang pemasaran dan image branding sehingga industri kopi lokal seperti UMKM masih kalah dengan brand besar.

“Kita banyak kalah dengan pemain besar, karena kebanyakan dari kita tidak memiliki pengetahuan tentang pemasaran dan image branding produk kopi kita, sehingga values produk tidak diketahui calon konsumen”, ujar Lauda

Roni Endrawan kemudian menjelaskan penggunaan alat-alat sederhana yang “ramah” modal. Menurutnya, sebagai seorang certified barista yang juga pernah memiliki produk kopi rumahan, ia menyampaikan bahwa masalah kopi sejatinya adalah masalah selera saja, sehingga, alat bagus dan mahal hanya membantu mempermudah proses pembuatannya saya bukan rasa dari kopi yang dibuat. Maka, Ronie menyarankan bagi para peserta untuk memulai berjualan terlebih dahulu dengan alat seadanya dan tidak perlu memusingkan alat.

“Kalau kopi sih sebenarnya masalah selera saja, dan kalau ada yang nanya apa alat mahal dan bagus buat kopi enak? Saya katakan nggak juga, tergantung yang buat. Jadi buat semua yang ingin mulai, mulai aja dulu gak usah pusing mikirin alat. Pakai alat seadanya dirumah”, tambah Roni.

Ronie mencontohkan, untuk membuat espresso saja sebagai bahan dasar kopi susu itu sejatinya bisa hanya dengan merebus bubuk kopinya dan disaring menggunakan saringan sederhana yang tertutup rapat. Sehingga, alat mahal dan bagus menurutnya hanya sebagai penunjang saja dalam membuat kopi susu yang enak.

“Saya dulu juga pernah buat dengan direbus saja kopinya lalu disaring pakai saringan. Syaratnya saringannya itu tertutup rapat ya, jadi sebenernya sekali lagi saya tekankan gak perlu itu alat bagus dan mahal, ya itu cuma penopang” Pungkas Ronie yang juga memberikan peragaan pembuatan kopi susu dan

Pada sesi terakhir, Arif Hidayat yang juga praktisi digital marketing dan top seller di bebrapa market place memaparkan materi tentang potensi dan optimalisasi digital marketing dan social media marketing.  Arif menjelaskan bahwa kekuatan digital dan sosial media marketing menjadi kunci utama untuk mengoptimalisasi potensi bisnis salah satunya kopi.

“Sekarang apa-apa udah pakainya sosial media, dan para pedagang itu wajib banget menguasai marketplace, karena sekarang zamannya digitalisasi jadi itu adalah kunci optimalisasi potensi seluruh industri termasuk kopi”, jelas Arif.

Lebih lanjut, Arif memberikan tips bahwa strategi digital marketing seperti pembuatan konten branding produk yang menyasar pada perilaku konsumen dan penyebaran konten juga harus diimbangi dengan penguatan komunitas dari produk tersebut. Sehingga, produk yang dijual memiliki posisi yang kuat dan memiliki jangkauan pasar yang luas.

“Konten branding itu perlu yang mengikuti perilaku konsumen biar kemakan pasar. Tapi, disamping itu penguatan komunitas juga penting agar produk memiliki posisi yang kuat dan jangkauan pasar yang luas”, tutup Arif.

Industri kopi di Indonesia sendiri memiliki tren yang sangat positif dalam perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan Indonesia tercatat sebagai negara dengan produksi kopi tertinggi ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam pada tahun 2022/2023. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada tahun 2022/2023 Indonesia telah memproduksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong. Selain itu, Menurut data laporan momentum Works, Coffee in Southeast Asia Modernising Retail of the Daily Beverage, menyebut bahwa Indonesia merajai pasar kopi modern di Asia Tenggara pada 2023 dengan proyeksi omset tahunan mencapai US$947 juta.

Disisi lain, potensi berkembangnya industri kopi di Indonesia sangat besar di era digital ini karena jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada 2023 menurut laporan we are social adalah sebanyak 167 juta pengguna yang artinya lebih dari setengah populasi masyarakat Indonesia adalah pengguna media sosial. Disamping itu, pada 2022 Indonesia tercatat sebagai negara peringkat kelima di dunia yang gemar berbelanja online melalui e-commerce. Selain itu, potensi e commerce di Indonesia bisa dikatakan sangat besar, hal ini dibuktikan dalam riset bertajuk How Asia Buys and Pays 2023: Tapping into Asia’s Regional Commerce Opportunities yang dirilis pada Oktober 2023, tren e commerce di tanah air berpotensi tembus US$ 273,3 Miliar pada 2027.

Workshop ini juga dihadiri oleh Andarusman atau yang akrab dipanggil Cing Aan, seorang pegiat kopi yang aktif terlibat dalam berbagai event lokal, maupun nasional, dari Baristadagelan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

English EN Indonesian ID