G20 adalah forum Kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa( EU). Forum ini mempresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global dan 80% PDB dunia. Sejarah pembentukan forum Kerjasama multilateral ini awalnya dimulai pada tahun 1999 atas inisiasi anggota G7. Inisiasinya berupa forum G20 yang merangkul negara maju dan berkembang untuk sama-sama mengatasi krisis global utamanya yang melanda Asia, Rusia dan Amerika latin. Tujuannya saat ini berkembang dan terfokus menjadi mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.

Peran negara Republik Indonesia sendiri pada G20 adalah memegang peran sebagai presidensi G20. Berbeda dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap. Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun. Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia akan memegang presidensi G20 pada 2022, dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT Roma (Oktober 20210). Selanjutnya, tema presidensi G20 Indonesia 2022 adalah Recover Together, Recover Stronger. Melalui tema tersebut Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu membahu saling mendukung untuk pulih bersama dari krisis global terutama akibat dampak pandemic covid-19 serta untuk tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Sebagai pemegang presidensi tentu Negara Republik Indonesia memiliki peran yang penting dan strategis. Indonesia memiliki hak untuk mengokestrasi agenda pembahasan G20 sehingga dapat secara tidak langsung manfaatnya juga agar berdampak pada pemulihan dari krisis yang menimpa Indonesia dari sektor yang dikehendaki seperti ekonomi, pariwisata sampai pendidikan. Maka dari itu, melihat peluang besar Indonesia, pemerintah memutuskan untuk menjadikan pemulihan pendidikan sebagai prioritas isu yang akan di bahas dalam G20.

Adapun prioritas isu pendidikan yang akan dibawa tersebut dibagi menjadi 4 pilar penting pendidikan nasional yaitu pertama adalah solidaritas dan kemitraan, menurut sudut pandang pemerintah poin pertama ini memiliki kaitan yang erat dengan budaya Indonesia.

Prioritas kedua adalah pendidikan berkualitas yang universal dan menyeluruh, dalam pandangannya pemerintah Indonesia melihat bahwa hal ini berangkat dari tantangan republic untuk mendorong pemerataan akses dan mutu pendidikan pada semua jenjang. Terutama target dari prioritas isu yang kedua ini adalah kelompok rentan pasca pemulihan covid-19. Hal ini juga merupakan bentukan penegasan komitmen Indonesia untuk mewujudkan pendidikan berkualitas untuk semua.

Isu prioritas pendidikan yang ketiga adalah pengembangan teknologi digital dalam pendidikan. Pemerintah Indonesia melihat dan berkaca dari sudut pandang Kemendibud Ristek yang ingin mempertajam diskusi dan solusi tentang bagaimana teknologi digital dapat menjawab permasalahan akses, kualitas dan keadilan sosial dalam pendidikan yang tentunya akan berdampak pula pada kualitas kehidupan masyarakat luas. Keempat sebagai isu prioritass pendidikan terakhir yang akan di bahas di G20 adalah masa depan pekerjaan pasca covid-19. Terkait agenda ini pemerintah melalui Kemendikbud Ristek meyakini bahwa kebutuhan dunia kerja pasca pandemi covid-19 mengalami perubahan yang signifikan. Oleh karena itu pemerintah melalui kemedikbud risteknya melihat bagamana pendidikan nasional yang diberikan negara harus dapat menjawab tantangan kerja dimasa depan.

-Oleh Satria Yudistira S.Pd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

English EN Indonesian ID