Selain ke Kelurahan Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada 02/09/2020, YAICI juga mengunjungi Kelurahan Cipinang Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Sebelum turun ke lapangan langsung, YAICI bertemu dengan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Jatinegara untuk melakukan wawancara.

Tim peneliti dipertemukan dengan Ibu Eri Supriani, Pelaksana Gizi Puskesmas Jatinegara untuk mengetahui bagaimana pola hidup sehat masyarakat Jakarta timur terkhusus warga kecamatan jatinegara. Dalam wawancaranya ibu Eri mengatakan bahwa pada faktanya masih ada pasien atau warga kecamatan jatinegara yang memberikan kental manis walaupun sudah diberi tahu kalau kental manis itu tinggi gulanya.

Di puskesmas kecamatan Jatinegara sendiri, ternyata sosialisasi mengenai peruntukan kental manis yang baik belum pernah dilakukan. Akan tetapi, tenaga kesehatan puskesmas kecamatan jatinegara terus memberi informasi peruntukkan kental manis yang tidak baik diberikan kepada anak sebagai minuman pengganti susu. Sayangnya sosialisasi biasanya baru dilakun kepada pasien maupun orang tua dan warga sekitar yang anaknya mendapat indikasi berstatus gizi kurang dengan catatan Kesehatan anak yang tidak sewajarnya dengan anak seumurannya, salah satunya akibat konsumsi kental manis.

Alasan YAICI turun ke lapangan melakukan penelitian langsung ke Kelurahan Cipinang Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur adalah karena wilayah ini sangat padat penduduk di tengah ibu kota. Ditambah lingkungan sekitar yang sangat memiliki ketimpangan yang jauh dibanding lingkungan sekitar yang notabene adalah gedung-gedung pencakar langit. Selain itu, menurut data yang didapat dari kader posyandu dan puskesmas jatinegara Kelurahan Cipinang Utara, Kecamatan Jatinegara, ditemukan fakta bahwa persentase stunting mencapai 32,9% paling tinggi dari 10 kelurahan yang menjadi locus penelitian YAICI di wilayah Jakarta Utara. Selain karakteristik masyarakat yang dominan sebagai pedagang, kesadaran masyarakat Kelurahan Cipinang Utara, Kecamatan Jatinegara akan kesehatan sangat rendah. Terlihat dari banyaknya masyarakat yang tidak memperhatikan protokol pencegahan COVID-19 saat bersosialisasi dengan masyarakat lain.


Dari dua respon yang kami wawancarai, alhamdulillah tidak ada responden yang memberikan kental manis kepada anaknya. Kendati demikian kental manis masih dijual oleh salah satu responden di warung miliknya. Namun responden mengetahui resiko pemberian kental manis yang dapat berdampak kepada Kesehatan anaknya. Sehingga ia tidak pernah memberikan kental manis kepada anaknya.

Walaupun hasil observasi pada hari ini dinilai positif karena tidak ditemukan responden yang memberikan kental manis kepada anaknya sebagai minuman susu, YAICI tetapi memberikan edukasi akan peruntukkan kental manis yang tidak boleh diberikan balita karena kandungan gula yang sangat tinggi dan rendahnya kadar susu di dalamnya.

Menjadi hal menarik dalam penelitian YAICI kali ini di Kelurahan Cipinang Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur adalah saat ditemukan anak berumur 7 tahun yang mengaku tidak lagi mengkonsumsi susu dikarenakan badannya yang sudah gendut. Saat ditanya mengapa tidak minum susu, ia menjawab bahwa, “iya enggak minum susu lagi. Soalnya gara-gara minum susu jadi gendut. Makanya sekarang ibu udah gak kasih susu lagi. Jadinya udah gak suka susu deh sekarang,” dengan lantang ia menjelaskan. Saat ditanya susu apa yang ia minum, Bendera jawabannya.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa merek-merek dalak kental manis sudah menjadi top of mind masyarakat Indonesia. Sehingga saat ditanya, yang langsung terlintas dikepala masyarakat adalah visual merek kental manis itu sendiri, sebut saja Bendera.

Diakhir penelitian untuk daerah Jakarta Timur ini, tidak lupa YAICI memberikan materi edukasi kepada tenaga Kesehatan puskesmas Kelurahan Cipinang Utara, Kecamatan Jatinegara mengenai stunting, gizi buruk, dan terkhusus mengenai kental manis. Semoga dengan pemberian materi dan silaturahmi YAICI ini dapat memberikan informasi baru dan semangat kepada tenaga Kesehatan, baik tenaga puskesmas, kader posyandu maupun kader Kesehatan aisyiyah Jakarta timur untuk terus mensosialisasikan dan tidak henti mengedukasi masyarakat bahwa kental manis tidak baik dikonsumsi untuk anak terkhusu sebagai minuman pengganti susu.
Galeri






























Add a Comment