Pagi itu matahari mulai menampakkan senyumannya, seperti biasa Ibu sudah mulai berkutat di wilayah kekuasaannya. Ya, didapur kesukaan Ibu, dimana Ibu bebas memakai daster kumal kebesaran dengan apron yang sudah banyak cipratan minyak. Ayah pun sudah berada dimeja makan dengan tabloid bola favorit sambil menyeruput segelas kopi ditemani dengan pisang goreng buatan Ibu.
Waktu menunjukkan pukul 06.00, Riko mulai terbangun namun masih berguling-guling diatas tempat tidur, rasa kantuk masih belum pergi dari pelupuk matanya karena semalam ikut menonton bola bersama Ayah sampai jam 11 malam. Samar terdengar suara teriakan Ibu memanggil Riko. “ Rikooooo bangun nak hari ini kita akan pergi kunjungan kerumah gigi”. Riko adalah anak berumur 5,5 tahun dengan badan sintal dan ia adalah murid kelompok B PAUD Melati 03 Menteng. Dengan langkah gontai Riko keluar dari kamar. Ayah pun menyapa, “ Masih ngantuk ya jagoan ayah, yuk kita mandi”. Riko pun mengangguk sambil menggosok-gosok mata. Setelah mandi dan bersiap. Di meja makan sudah terhidang nasi goreng dengan telur orak arik dan segelas susu kental manis rasa coklat kesukaan Riko. Dengan lahap Riko menghabiskan sarapannya dan diakhiri dengan meminum susu kental manis coklat. Baru habis setengah Ibu sudah menggandeng Riko ke ruang tamu untuk bersiap, dengan wajah cemberut Riko berkata kepada Ibu, “ Bu itu susu kesukaan Riko belum habis, kan sayang”. Lalu Ibu menjawab “ sudah hampir terlambat nak, semua sudah kumpul di PAUD”. Susu kental manis rasa coklat adalah minuman kesukaan Riko, ia bisa menghabiskan 2-3 gelas dalam sehari, apalagi bila sudah diberi dengan es batu bisa nambah segelas lagi.
Pukul 08.30 para anak PAUD sudah sampai di rumah gigi. Di rumah gigi mereka disambut oleh para dokter dan badut dengan kostum gigi yang membawa sikat gigi dengan senyuman ceria dan terlihat gigi mereka putih dan bersih. “Selamat datang anak-anak yang ganteng dan cantik-cantik, perkenalkan namaku pak gigi”. Sapaan ramah dari badut gigi membuat anak-anak tertawa ceria dan menghampiri ingin memeluk pak gigi. Setelah acara penyambutan selesai anak-anak dibawa berjalan-jalan mengelilingi rumah gigi. Didalam ruangan yang pertama adalah sebuah ruangan dengan pintu berbentuk mulut disana para anak-anak diperkenalkan dengan bagian-bagian mulut termasuk nama-nama gigi. Sampailah di pertengahan ruangan disitu terdapat gambar yang berisi tentang masalah-masalah gigi. Lalu sontak Riko terkaget dan berceletuk kepada Ibu, “ Bu itu seperti gigi Riko”. Ibu pun merasa malu karna celetukan Riko membuat para Ibu dan dokter menoleh ke arah mereka. Dengan tersenyum pasi Ibu lantas menggandeng tangan Riko dan menarik ke barisan paling belakang.
Setelah berkeliling sampailah mereka di ruangan konsultasi dokter. Di ruangan tersebut berisi beberapa dokter gigi maupun ahli gizi. Dimana setiap orang tua diberi kesempatan untuk berkonsultasi mengenai kebersihan gigi maupun tentang gizi anak. Tiba giliran Riko, Ibu segera maju dengan menggandeng Riko menuju meja dokter gigi. Saat dokter melihat kondisi gigi Riko, dokter pun bertanya, “ Bu apakah Riko sering memakan permen atau coklat atau meminum minuman manis? karena kondisi gigi Riko yang rusak, ada yang bolong dan berbau tidak sedap. Dengan lesu Ibu menjawab, “ ya dok sejak umur 3 tahun setelah ASI saya memberikan susu kental manis kepada Riko, karena saya pikir susu kental manis baik dan menyehatkan untuk anak dok”. Dokter pun lalu menjelaskan tentang bahaya memberikan Susu Kental Manis (SKM) untuk Anak Usia Dini. “ Bu mari saya jelaskan Batas Konsumsi Gula Harian pada Anak,berdasarkan umur
3 tahun : 2 – 5 sendok teh
4-6 tahun : 2,5 – 6 sendok teh
7-12 tahun : 4 – 8 sendok teh
Di atas 13 tahun : 5 – 9 sendok teh (40 gram)
Nah susu kental manis ini tinggi kadar gulanya, dan banyak ditemukan balita di luaran sana yang mengkonsumsi SKM mengalami obesitas, gigi berlubang dan karies gigi serta gizi buruk. Bahkan ada yang sampai meninggal. Mendengar informasi dari dokter ibu pun mengerti dan berjanji untuk tidak memberikan SKM lagi kepada Riko. “terimakasih dokter atas informasinya, ternyata SKM itu tidak baik untuk anak saya, Insya Allah mulai saat ini saya akan lebih memperhatikan asupan dan gizi anak saya”. Sejak saat itu ibu mencari banyak informasi baik dari media elektronik maupun bertanya kepada bidan, dan memberikan asupan yang kaya vitamin serta bergizi tinggi serta susu yang tidak mengandung gula sesuai usia Riko. Ibu pun memberi kebiasaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada Riko. Sehingga saat ini setiap pergi ke posyandu kartu KMS Riko menunjukkan banyak perkembangan.
– CYPRINE ARUDHIPTA DEWAYANI. S.Pd