Mila Tak Mau Ompong

Kisah Mila Tak Mau Ompong, pada suatu hari Mila masih asik membuka-buka buku cerita yang baru dibelikan ayah kemarin , “Hmmm…Buku cerita yang bagus.’ Gumamnya sendirian. Buku tersebut memang bagus, tiap halamannya ada gambar-gambar menarik dengan warna-warna lembut yang memikat hatinya. Walau Mila belum bisa membaca lancar, tapi gambar-gambar di buku tersebut seolah-olah menceritakan tentang isinya sehingga Mila paham apa yang disampaikan di buku tersebut.

Mila tampak menikmati sekali cerita di buku tersebut, saking asiknya membaca Ia tak menyadari kalau ada semut-semut kecil yang berjalan di dekatnya. Tiba-tiba dia merasa seolah-olah lengan tangannya seperti ada yang menggelitik, Ia pun menoleh ke arah lengannya, ternyata ada semut-semut yang berjalan di atas lenganya. Ia pun menepis semut-semut tersebut dari tangannya, setelah semut-semut tersebut tidak ada lagi di lengannya Ia pun kembali membaca buku. Namun..oo..ooo…oo… Mila melihat semut-semut  lain berbaris jalan melintas di depan buku ceritanya.  Dengan rasa penasaran Ia perhatikan kemana arah perginya semut-semut itu….. Oh ternyata mereka menuju remah-remah biskuit coklat yang ada di meja. “Mamaaa….banyak semut di mejaaa…” teriak Mila memanggil Mamanya. 

“Iihhh kok banyak banget sihhh…” tanya Mila sendirian kebingungan.

“Ada apa Mila, kenapa berteriak?” tanya Mama sambil mengahampiri Mila.

“Ituuu Maaa…banyak semut…” kata Mila meringis sambil menunjuk ke meja.

“Oooh…pantesan banyak semut…. ada sisa-sisa biscuit coklat di situ..” kata Mama

“Ayooo…siapa yang makan biskuit sampai berantakan kemana-mana?” tanya Mama sambil mengelap meja dengan kain lap

“Aku, Ma….tadi pagi.” Jawab Mila mengakui perbuatannya.

“Mama, apakah semut suka makan biskuit coklat?” Tanya Mila kepada Mama. 

“Semut tidak hanya suka biscuit coklat, tetapi mereka juga suka roti, nasi, donat, permen, buah, kerupuk, gula dan lain-lainnya. Apalagi makanan yang manis-manis, semut paling suka.” Kata Mama menjelaskan. 

“Ayo bantu Mama membersihkan meja, setelah itu lantainya kita sapu supaya tidak diserbu semut lagi..” ajak Mama

Mila segera membantu Mama membersihkan meja, sementara Mama menyapu sisa-sisa biskuit yang berserakan di lantai.

“Milaa…Milaaa….” Terdengar suara anak-anak memanggil namanya dari depan rumah. Mila ke depan pintu untuk melihat siapa yang memanggilnya, ternyata itu suara Nina, Uwi dan Indi, teman-temannya yang sedang berdiri di depan pintu pagar. Mereka mengajak Mila untuk bermain ke rumah Nina.

“Maa…Mila main keluar dulu yaa…mau ke rumah Nina.” Kata Mila kepada Mama

“Ya boleh… jangan lama-lama yaa. Waktunya makan siang nanti pulang yaa.” Kata Mama

“Siappp Maa….. Assalamualaikum” kata Mila seraya membuat gerakan hormat dengan tangannya, seperti tentara.

“Wa’alaikumsalam.” Balas Mama sambil tersenyum melihat ulahnya.

 Mila segera bergegas keluar rumah menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu di depan rumah, selanjutnya mereka berempat berjalan bersama menuju rumah Nina yang letaknya tak jauh dari rumah Mila.

Halaman rumah Nina lebih luas dari rumah Mila, suasananya sejuk karena ditumbuhi pohon-pohonan, ada pohon mangga, rambutan dan pohon ceri yang rimbun. Nina dan teman-temannya senang bermain di bawah pohon ceri, biasanya mereka main berjualan atau main masak-masakan. Seperti hari ini, mereka kembali bermain masak-masakan, memanfaatkan daun-daunan yang banyak berserakan di halaman rumah Nina dan juga mainan masak-masakan Nina yang baru.

“Nina, ayo ajak teman-temannya minum susu dulu. Ini Mama sudah buatkan es susu kental manis coklat. Segar lho…biar mainnya tambah semangat.” tiba-tiba ibunya Nina muncul dari dalam rumah, sambil membawa nampan dengan empat  gelas berisi susu coklat.

“Mila… Uwi… Indi…kita istirahat dulu yaa.” Ajak Nina kepada Mila, Uwi. dan Indi.

“Yuukk…minum es susu kental manis coklat..enak nih..segarrr.” kata Nina sambil menmberikan gelas susu kental manis coklat kepada Mila, Uwi. dan Indi.

“Ini susu yaa? Maniss..?” kata Mila bertanya kepada Ibunya Nina.

‘Iya itu susu kental manis, memang manis karena mengandung gula.” Jawab Ibunya Nina.

“Kalian suka?” tanya Ibunya Nina kepada Mila dan teman-temannya.

“Iya, tante…enak… manis.” Jawab Mila sambil mengangguk kepalanya

“Terimakasih Tante.” Kata Mila, Uwi. dan Indi serempak.

“Sama-sama…ayo habiskan yaa.” Balas Ibunya Nina sambil tersenyum ramah.

Mila suka dengan susu kental manis coklat  pemberian Ibunya Nina, rasanya berbeda dari susu yang biasanya Mila minum. Susu yang biasa Mila minum warnanya putih, rasanya tawar dan  gurih tidak manis seperti susu pemberian Ibunya Nina, apalagi ditambah es batu, rasanya jadi tambah sedap. Dalam sekejap Nina, Mila, Uwi dan Indi segera menghabiskan susu kental manis mereka masing-masing.

“Assalamu’alaikum …Mama… aku pulang!” seru Mila ketika kembali ke rumah, sepulang bermain dari rumah Nina.

“Wa’alaikumsalam. Ayo langsung  cuci tanganmu kita makan siang bersama.”  Ujar  Mama yang berada di ruang makan dengan Rifqi, adik Mila.

“Aku masih kenyang Ma.” Jawab Mila

“Lho kenyang? Memangnya kamu makan apa di rumah Nina?” tanya Mama heran

“Tadi aku minum susu kental manis coklat buatan Ibunya Nina, Ma.” Jawab Mila

“Ma…susu kental manis coklat buatan Ibunya Nina enak banget….. sedap, manis dan dingin.” jelas Mila sambil mengancungkan jempolnya ke hadapan Mama.

“Mama, susu Mila diganti saja dengan susu kental manis yaa…. Susu yang biasa Mila minum ngga manis…ngga enak.” Bujuk Mila kepada Mamanya.

“Susu kental manis tidak cocok buat anak-anak, sayang.” Jawab Mama 

“Memangnya kenapa Ma?” tanya Mila

“Karena itu bukan susu, lebih banyak gula daripada susu. Anak-anak tidak boleh banyak minum atau makan yang banyak gulanya.” Kata Mama menjelaskan.

“Bisa merusak gigi yaa Ma?’ tanya Mila meminta kepastian

“Betul, kadang-kadang juga membuatmu batuk dan membuatmu tidak sehat.” Ujar Mama menjelaskan.

“Gula yang menempel di gigimu  akan menyebabkan munculnya bakteri di mulutmu. Bakteri itu makhluk hidup juga, seperti hewan-hewan kecil yang tidak terlihat mata.” Mama melanjutkan penjelasannya

“Sekecil semut yaa Ma?” tanya Mila

“Lebih kecil lagi… tak terlihat oleh mata biasa tapi bisa terlihat bila menggunakan alat khusus, namanya mikroskop.” Jawab Mama lagi

“Nah…  kemudian perlahan-lahan bakteri-bakteri itu menggerogoti sisa gula yang menempel di gigimu, sehingga gigimu menjadi geripis, bolong lalu ompong,” lanjut Mama.

“Mila mau giginya ompong?” tanya Mama 

“Ngga mau Ma..!!” jawab Mila cepat sambil menutup mulutnya. Ia teringat Nek Iyut, tetangganya yang tidak punya gigi, kalau tertawa terlihat giginya ompong. 

“Apa kata teman-temanku nanti, kalau mereka melihat Aku ompong? Pasti mereka akan menertawai aku.“ gumam Mila dalam hati, membayangkan apa yang akan terjadi bila Ia ompong.

“Nah, karena itu Mama tidak pernah memberimu susu kental manis, karena tidak baik buat gigimu dan kesehatanmu. Apalagi kalau kamu malas gosok gigi…. Bakteri di mulutmu akan semakin banyak  menggerogoti gigimu.” Ujar Mama menjelaskan.

“Aku ngga mau ompong… aku juga akan rajin gosok gigi supaya bakteri tidak menggigiti gigiku.” Kata Mila tegas.

“Aku mau gosok gigi dulu Ma…supaya gigiku bersih.” Kata Mila.

Mila kemudian bergegas ke kamar mandi, tiba-tiba langkahnya berhenti di meja pojok dekat kamar mandi. Ia melihat segerombolan semut sedang berkerumun di pepaya yang ada di atas meja.

“Mamaaa……pepayanya dikerubuti semut.” Teriak Mila

Mama segera menghampiri meja, mengangkat pepaya dan menepis semut-semut yang menempel di permukaannya.

“Yaa ampun…pepayanya berlubang karena dimakan semut.” Kata Mama sambil memperlihatkan papaya yang berlubang kecil-kecil kepada Mila.

“Haahh!! Kok bisa Ma?” tanya Mila

“Pasti karena pepaya nya manis, sehingga semut senang menggerogotinya..” kata Mama

“Oo.. Ooo..!!” kata Mila sambil menutup mulutnya dengan kedua belah tangannya, terbayang olehnya semut-semut itu juga akan menggerogoti giginya karena ada sisa gula dari susu kental manis yang tadi diminumnya.

Segera Ia bergegas ke kamar mandi dan menggosok giginya hingga bersih, Ia tak mau semut…uupss…maksudnya bakteri menggerogoti giginya.

– Setiawati Yusuf G

ditulis untuk Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *