Kisah Isi Piringku Menyehatkan. Pagi itu, Suasana tidak terlalu cerah, matahari agak sedikit terhalang awan yang membuat cahayanya hanya membias. Seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Yuni, memiliki seorang putra bernama Yudhi yang masih duduk di bangku Paud. Ia hendak ke warung untuk membelikan anaknya susu kental manis, yang sudah menjadi minuman sehari-hari putranya. Ketika ia hendak keluar rumah, tetangganya ibu Ratna datang berkunjung ke rumahnya untuk mengembalikan piring yang telah ia pinjam dari ibu Yuni. Ibu Ratna adalah seorang guru paud yang mendedikasikan dirinya pada dunia anak usia dini.
“Assalamu’alaikum bu Yuni, saya mau kembalikan piringnya, maaf agak terlambat.” sahut bu Ratna sambil berjalan menghampiri ibu Yuni.
“Wa’alaikum salam, oiya bu Ratna tidak apa-apa, saya baru mau ke warung beli susu kental manis untuk Yudhi” bu Yuni menjelaskan.
“Mau buat kue dengan susu kental manis ya bu Yuni?” tanya bu Ratna.
“Bukan bu, untuk diminum Yudhi setiap harinya” sahut bu Yuni.
“Mohon maaf bu Yuni, susu kental manis bukan minuman untuk diminum sehari-hari, tetapi hanya sebagai topping makanan atau minuman saja bu” jelas bu Ratna dengan wajah terkejut.
Sebelum ibu Yuni menjawab terdengarlah suara tangis Yudhi dari dalam rumahnya. Ia dan bu Ratna bergegas masuk ke dalam rumah.
Maka ditemukanlah Yudhi sedang memegang pipi kirinya sambil menangis.
“Hu..hu..hu..hu….gigi aku sakit bu..” tangis Yudhi sesunggukkan
“Coba ibu lihat nak..” sahut bu Yuni sambil membuka mulut Yudhi.
Rupanya gigi Yudhi berlubang, “Nanti kita ke dokter gigi ya nak, sementara ini ibu belikan obat pereda sakitnya dulu ya” ibu Yuni berkata dengan cemas.
“Biar saya saja bu yang membelikan obatnya, bu Yuni bisa menenangkan Yudhi dulu ya” sahut ibu Ratna.
“Baiklah bu Ratna terima kasih atas bantuannya.” Tidak lama kemudian ibu Ratna membawakan obatnya. Setelah Yudhi meminum obat, rasa sakit giginya pun mulai mereda.
Ibu Ratna bertanya pada Yudhi sambil duduk disebelahnya, “Yudhi suka minum susu kental manis yaa?”.
“Iya bu Ratna, aku suka sekali minum susu kental manis” sahut Yudhi sambil mengangguk.
“Yudhi suka makan sayur dan buah-buahan tidak ?” tanya bu Ratna kembali.
Ibu Yuni memperhatikan percakapan mereka sambil membereskan ruang tamunya.
“Yudhi sulit makan sayuran dan buah-buahan bu Ratna” sahut bu Yuni,
“Hanya yang manis-manis saja yang ia suka bu” lanjut bu Yuni.
“Yudhi kamu tau tidak kenapa giginya sakit?” tanya bu Ratna kepada Yudhi, kemudian dijawab oleh Yudi dengan gelengan kepala.
“Jadi.. kalau kita sering makan manis-manis, gigi kita pasti cepat sekali rusak”, jelas bu Ratna. Yudhi dan ibunya menyimak penjelasan dari bu Ratna.
“Baiklah…ibu punya cerita untuk Yudhi, mau dengarkan tidak?” tanya bu Ratna.
“Aku mau bu Ratna, ceritanya pasti seru ya bu?” tanya Yudhi penuh penasaran.
“Sudah pasti itu,.. yuuk kita siapkan bahan-bahannya, pakai kertas dan spidol yaa..nanti ibu Ratna akan menggambar” ibu Ratna meminta bantuan ibu Yuni untuk mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk bercerita. Ibu Ratna menggambar susu kental manis, bayam, ikan, tahu dan tempe serta jeruk. Semua tokoh-tokoh dalam cerita itu ia tambahkan panca indera sehingga terlihat hidup. Yudhi dan ibu Yuni takjub dengan keahlian ibu Ratna menggambar.
“Waah… bagus sekali gambarnya bu, aku tidak sabar mendengar ceritanya” sahut Yudhi dengan penuh antusias
Setelah bahan cerita siap maka ibu Ratna berkata, “Naah.. gambar-gambar ini sudah siap semua, Yudhi siap untuk menyimak yaa..” maka mulailah ibu Ratna bercerita.
“Suatu hari,.. ibu Rayyan hendak menyiapkan makan siang untuk keluarganya, ia bersihkan meja makan dan kemudian menu makan siangnya ia letakkan satu persatu. Pertama nasi putih yang masih hangat berada dalam tempat makan yang cekung, kemudian menyusul makanan lainnya, seperti ikan yang telah digoreng, sayur bayam dengan tambahan wortel, tahu dan tempe goreng, serta buah jeruk sebagai pelengkap makan siangnya. Sebelum makan siang mereka telah melakukan sarapan pagi dengan susu kental manis dan roti tawar, yang masih diletakkan di meja makan tetapi tidak menyatu dengan makan siang mereka”.
“Ketika makan siang sudah lengkap tersedia di meja makan, tiba-tiba sang nasi berkata kepada teman-teman lainnya”.
‘Hai teman-teman semua.. senang bertemu kalian …, kali ini anggota kita sudah lengkap yaa.’
‘Hai nasi,… senang juga saya bertemu dengan kalian semua..,’ “Sang ikan ikut menyapa teman-temannya.”
‘Halo nasi dan ikan, senang bertemu kalian, saya tahu dan tempe sudah siap untuk disantap oleh mereka,’ “Sahut tahu dengan diiringi tawa kecil.”
‘Hari ini kita jadi team yang hebat yaa, semua kandungan kita sangat diperlukan oleh tubuh mereka,’ “Sang nasi bersemangat menjelaskan,” ‘Seperti saya, banyak mengandung karbohidrat yang diperlukan sebagai sumber tenaga.’
‘Saya ikan… juga mengandung protein dan banyak vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh mereka, ada vitamin A untuk kesehatan mata, vitamin D agar tulang dan gigi kita menjadi kuat’, “Sang ikan tidak mau kalah menjelaskan dirinya.”
‘Saya juga buah yang banyak mengandung vitamin C, saya biasanya dikonsumsi setelah makan,’ “Sang jeruk berkata sambil bergoyang ke kiri dan kekanan karena tubuhnya bulat.”
Ibu Ratna bercerita sambil bergerak ke kiri dan kanan menggambarkan tingkah laku sang jeruk.
Setelah itu sang jeruk lanjut menyapa susu kental manis ‘Oiya ada juga teman kita bernama susu kental manis, salam kenal..’ “Sang jeruk menyapa susu kental manis dengan ramah.”
‘Salam kenal juga jeruk dan teman-teman lainnya, senang ya kita dapat berkenalan dan berkumpul dimeja yang sama,’ “Sapa susu kental manis kepada mereka sambil tersenyum manis.”
‘Salam kenal juga susu kental manis,’ “Sahut sang nasi,”
‘Tetapi kenapa kamu diletakkan agak jauh dari kami ya?.’ “Tanya sang nasi,”
‘Iya ya… ayo..mari mendekat kemari,’ “Ajak sang ikan kepada susu kental manis.”
‘Mohon maaf, posisi saya agak jauh dari kalian karena pagi tadi ibu Rayyan sudah mengkomsumsi saya sebagai selai roti tawarnya, dan campuran kopi pak Rayyan. Saya adalah minuman yang tidak dapat dikonsumsi seperti minuman susu lainnya, tetapi hanya sebagai pelengkap makanan dan minuman saja.’ “Tolak susu kental manis dengan halus.”
‘Ooww kenapa seperti itu?’ “Tanya sang tempe.”
‘Karena kandungan saya sebagian besar berupa gula dan sedikit vitaminnya, sehinga tidak cocok untuk diminum sehari-hari, apabila anak-anak mengkonsumsi saya sehari-hari, tubuh mereka akan menjadi gemuk dan tidak sehat sehingga mengganggu aktifitas, gigi-gigi mereka juga akan menjadi rusak, serta penyakit lainnya juga akan muncul nanti ketika mereka sudah dewasa, seperti penyakit gula atau penyakit lainnya, dan apabila anak-anak sering diberikan makanan yang manis-manis, mereka jadi kecanduan, dan nafsu makan mereka jadi berkurang.’(sumber : Rahmatika E. (2020). Bahaya susu kental manis. https://www.99.co/blog/indonesia/bahaya-susu-kental-manis/)
“Semua yang berada di meja makan terdiam mendengarkan penjelasan dari susu kental manis” ibu Ratna berkata dengan wajah yang serius.
’Sebenarnya hal-hal yang disenangi oleh anak-anak adalah rasa manis, yang sesungguhnya bukan makanan yang menyehatkan tubuh apa bila dikonsumsikan secara berlebihan,’ “Ujar sang bayam.”
Kemudian tempe ikut berkomentar,” ‘Kecuali yang mengandung vitamin dan protein yang boleh dikonsumsi setiap hari yaa..seperti kita ini,’ “Teman-temannya yang berada dimeja mengangguk tanda setuju” kemudian ibu Ratna ikut bergerak menganggukkan kepalanya.
Yudhi dan ibu Yuni terdiam mencerna ceritanya, hingga ibu Ratna selesai bercerita.
“Demikian cerita dari ibu Ratna ya Yudhi, sudah tau kan kenapa minum susu kental manis setiap hari bisa mengakibatkan tubuh kita menjadi gemuk seperti balon, kita juga akan sulit untuk bisa berlari kencang karena badan terasa berat, gigi-gigi kita juga akan cepat rusak, sehingga nanti sulit untuk mengunyah makanan dengan baik dan sering sakit gigi.” Ibu Ratna menjelaskan dengan semangat kepada mereka yang mendengarkan.
Kemudian ibu Yuni berkata “Iya bu Ratna, gigi Yudhi sudah mulai banyak yang patah jadi ia suka malu untuk tertawa”, mereka semua tertawa mendengar penjelasan dari ibu Yuni.
Yudhi tak mau kalah memberikan komentar, “Gigi aku juga suka terasa sakit bu Ratna”, tangannya sambil memegang pipi kirinya.
“Naah… kan sudah terlihat akibatnya, mulai dari sekarang Yudhi jangan minum susu kental manis setiap hari yaa, susu kental manis itu digunakan hanya sebagai selai roti atau campuran kopinya ayah” tangan ibu Ratna mengelus kepala Yudhi dengan lembut.
“Ibu…nanti dibuatkan sayur bayam yaa.. tapi pakai jagung ya bu” Yudhi berkata sambil merapat ke ibunya.
“Alhamdulillah, anak ibu sudah mulai mau makan sayur..” ibu Yuni berkata sambil mengelus kepala Yudhi.
Ibu Yuni merasa tercerahkan hari ini dengan penjelasan dan arahan-arahan dari ibu Ratna, bahwa anak-anak mereka adalah asset bagi keluarga dan bangsa, karena mereka adalah generasi emas kelak ditahun 2045, kesehatan jasmani mereka menjadi amat sangat penting dipelihara untuk masa depan.
Mengedukasi sebuah informasi yang bermanfaat, amat sangat diperlukan media-media yang dapat membuka pola pemikiran serta cara pandang sehingga tercapai apa yang menjadi tujuan.
– LIES PERMATA LESTARI S.Pd
Dibuat untuk Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI)