Perlunya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terutama ditengah maraknya bermunculan makanan dan minuman manis yang disenangi anak-anak tentu menjadi persoalan tersendiri.

Kehadiran ‘si manis’ ini tentu akan memikat anak-anak. Di saat seperti inilah, sudah seharusnya edukasi terutama terkait gizi harus dilakukan.

Pada usia 0-5 tahun merupakan masa dengan pertumbuhan dan perkembangan otak terbaik, atau dikenal dengan sensitive period. Sebab, di masa-masa inilah anak menyerap apapun yang dilakukan sekitarnya. Begitu pula saat anak terlalu sering diberi minum atau makan yang manis. Mereka akan menganggap bahwa apa yang sering dikonsumsi, dalam hal ini adalah gula, lebih enak daripada masakan ibunya.

Chandrawaty, M.Pd., Wakil Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Aisyiyah mengatakan jika usia anak PAUD merupakan usia bermain dan berkembang.

“Orang tua sudah seharusnya paham, bahwa di usia golden age ini, anak diibaratkan dengan komputer baru yang masih kosong, belum diisi oleh apapun. Sama halnya dengan anak-anak, orang tua dan guru di lingkungan PAUD semestinya sudah paham mengenai nutrisi dan info yang tepat untuk tumbuh kembang anak, terutama perkembangan otak,” hal ini disampaikan Chandrawaty saat mengisi Webinar Nasional Edukasi Gizi Sejak Usia Dini Melalui Metode yang Menyenangkan, hasil kerjasama antara Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dengan Ikatan Guru Bustanul Athfal (IGABA).

Usia dini adalah masa bermain, dan bermain merupakan cara belajar yang baik untuk anak-anak. Karena saat mereka bermain, secara tidak langsung anak akan menjadi lebih bersosialisasi dan aktif. Bagi mereka yang sehat, bermain merupakan suatu kebutuhan. “Bayangkan jika anak kita kondisinya tidak sehat, nutrisi yang terdapar dalam tubuh tidak sesuai untuk tumbuh kembangnya,” jelas Chandrawaty.

Orang tua dan Guru PAUD atau TK perlu mengetahui hal tersebut, karena berkaitan dengan stimulasi anak sejak dini. Ketika mereka mengetahui bahwa anak usia dini sedang mengalami periode sensitif, pembelajaran yang dapat dilakukan oleh anak usia dini agat dapat terus berkembang yaitu pembelajaran dengan cara mengerjakan, pembelajaran dengan cara stimulasi, dan pembelajaran dengan cara melihat model.

Ketiga hal diatas dapat dilakukan melalui optimalisasi tumbuh kembang dari nutrisi pada anak usia dini. Peran utama nutrisi dalam perkembangan otak diantaranya berupa pmbentukan, perbanyakan, dan pematangan sel otak; pembuatan jaringan sirkuit otak; serta percepatan aliran informasi antar sel otak.

“Nutrisi di usia 2 tahun pertama atau 1000 hari pertama kehidupan yang merupakan masa kritis sebesar 80% adalah perkembangan otak. Saat ini konsep 4 sehat 5 sempurna diganti dengan konsep gizi seimbang, terlebih terkait susu,”lanjut Dosen FKIP Uhamka ini.

Masih banyaknya orang tua yang memberikan Susu Kental Manis sebagai pengganti susu bubuk kepada anaknya, menjadi pekerjaan rumah bagi guru PAUD dan TK untuk terus melakukan berbagai cara edukasi literasi SKM yang berbahaya untuk tubuh terutama tubuh anak serta optimalisasi tumbuh kembang anak. “Sosialisasi ini penting untuk mempersiapkan generasi emas di masa yang akan datang, dan menghindari anak dari berbagai penyakit bahaya,” pungkas Chandrawaty.

Fakta bahwa SKM bukan merupakan produk susu, bukan pula untuk diseduh langsung, dan mengandung gula 2 kali lipat lebih banyak dari susu sapi inilah yang harus terus disampaikan para guru PAUD kepada masyarakat terutama orang tua murid agar bisa dipraktekkan di kehidupan nyata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

English EN Indonesian ID