Bunda dan kental manis; Sore ini bunda sedih lagi. Dia duduk diam di sebelah adek yang sedang bermain. Biasanya bunda suka bermain bersama aku dan adek. Tapi kali ini, bunda hanya diam, duduk, tidak bicara sepatah katapun. Biarpun bunda tidak mengatakannya, aku tahu, bunda sedang sedih, ya aku tahu itu.

“ Bunda lagi sedih ya? ,“ aku mencoba bertanya

Bunda sedikit kaget dan melihatku heran 

“Ah, nggak kok. Bunda gak lagi sedih ,“ bunda tersenyum sedikit, dan kembali diam.

Sudah seminggu ini bunda sering diam sendiri, melamun, entah memikirkan apa. Kalau aku ingat kembali, bunda mulai sering melamun sejak kunjungan pak dokter dari Puskesmas ke sekolah Paud ku, hari Senin yang lalu. Pak dokter ini baik, ganteng, memakai kemeja putih rapi, dan baunya wangi. 

Pak dokter  datang bersama 2 orang temannya untuk memeriksa kesehatanku dan teman – teman sekolahku. Secara bergiliran teman pak dokter memeriksa tinggi dan berat badan kami, kemudian dicatat di sebuah buku kecil. Sedangkan pak dokter memeriksa kebersihan gigi dan telinga kami. Pemeriksaannya seru, pak dokter dan temannya senang bercanda, jadi kami tidak takut.

Setelah pemeriksaan kesehatan selesai, bu guru dan pak dokter mengajak para orang tua untuk rapat. Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tapi kelihatannya menarik sekali. 

Teman pak dokter menyiapkan laptop dan menghubungkannya pada benda kotak yang mengeluarkan sinar. Ketika sinar itu menyorot ke sebuah tirai, muncul gambar gambar menarik. Aku dan teman-teman suka bermain dengan sinar sorot itu. Tak henti-henti nya kami mencoba melambaikan tangan menembus sinar sorotnya, sampai akhirnya bu guru menyuruh kami untuk bermain di taman bermain.

Apakah mungkin kunjungan pak dokter tempo hari itu yang membuat bunda jadi sering sedih melamun?

Terdengar suara motor berhenti di depan rumah. Suaranya khas sekali, aku hafal dengan suara motor ini.

“Ye…Ayah pulang,” aku berlari keluar dan mencium tangan ayah. 

“Ayah, dari tadi bunda melamun, sepertinya bunda lagi sedih ,” aku berbisik di telinga ayah.

“Oh ya…Ok, tenang aja kakak, ayah janji bakalan bikin bunda senyum lagi”, bisik ayah kepadaku sambil mengedipkan sebelah mata.

“Assalamualaikum,” kata ayah saat memasuki rumah.

“Waalaikumsalam ,” jawab bunda sambil mencium tangan ayah.

Ayah mencium kening adek, menanggalkan seragam jaket ojeknya, dan mandi. Tidak lama kemudian ayah sudah terlihat segar dengan memakai kaos dan celana pendek. Ayah Pun duduk di kursi berdekatan dengan bunda.

“Aira tadi lapor. Katanya bunda seharian ini melamun, sedih”, kata ayah sedikit berbisik “Ada apa sih bunda? Aira tahu merasa loh kalau bundanya sedang sedih. Dia anak yang peka, kasihan kalau ikut sedih melihat bundanya seperti ini. Ayo cerita ke ayah. Kalau ada masalah kita selesaikan bersama”

“Es susu jualan bunda tidak laku lagi, yah”, kata bunda dengan suara sangat pelan “Sudah seminggu. Hari ini saja hanya terjual 2 gelas”

Sejak aku bersekolah di paud, bunda rajin membuat es susu yang di jual di sekolah paudku. Bunda membuatnya dari susu kental manis yang dicampur es dan air, kemudian dimasukkan ke dalam gelas plastik. Ada rasa vanilla dan coklat. 

Bunda membawa es susu itu dalam kotak besar, dan menjajakannya sebelum jam pulang sekolah. Biasanya para orang tua suka membelikan es susu itu untuk diberikan kepada anak mereka. Teman teman suka dengan es susu buatan bunda. Kata mereka, rasanya manis dan gurih. Pas banget diminum ketika pulang sekolah, saat haus minum es susu segar. Para orang tua juga senang melihat anak mereka suka minum es susu, karena menurut mereka minuman ini bergizi. Akupun setiap hari suka minum es susu buatan bunda.

“Menurut bunda, kenapa es susu jualan bunda tidak laku”, tanya ayah.

“Minggu lalu ada kegiatan Parenting di sekolah Paud kakak Aira “, bunda mulai bercerita.

“ Pembicaranya pak dokter dari Puskesmas. Banyak ilmu kesehatan anak yang dibicarakan dalam kegiatan itu, salah satunya membahas susu kental manis atau SKM. Ayah tahu tidak, kata pak dokter, menurut situs resmi IDAI, SKM itu susu yang dibuat melalui proses evaporasi atau penguapan, yang umumnya memiliki kandungan protein yang rendah. Selain itu juga diberikan gula tambahan yang banyak, bahkan penambahanannya sampai 50%. Jadi SKM itu tidak layak dikonsumsi oleh anak dan balita”

“Memang kenapa SKM tidak boleh diberikan kepada anak dan balita? Bukannya SKM juga susu yang mengandung gizi?”, tanya ayah.

“Kata pak dokter, SKM itu memiliki kadar gula yang tinggi sedangkan proteinnya sangat rendah. Bila dikonsumsi secara rutin akan menimbulkan malnutrisi seperti gizi buruk, bahkan dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes “

“Oh, begitu ya. Ayah baru mengerti “, kata ayah sambil menganggukkan kepala “, selama ini ayah pikir SKM itu sama seperti susu pertumbuhan dan jenis susu yang lainnya, sama sama bergizi. Apalagi rasanya lebih enak, biasanya anak anak lebih suka minum SKM. Kakak Aira juga sering minum SKM, kan”

“ Bunda dan orang tua yang lain juga berpikiran seperti ayah. Kita baru paham setelah ikut Parenting di Paudnya kakak Aira. Kami pikir SKM itu susu bernutrisi layaknya susu pertumbuhan lain. Bunda menyesal sekali, apalagi bunda sering kasih kakak Aira SKM “

“Ayah tahu tidak ,” tambah bunda “ Bahkan BPOM menyatakan produk SKM digunakan sebagai pelengkap sajian makanan dan bukan sumber gizi seperti yang dimiliki susu. Sekarang pun di supermarket atau minimarket, SKM ditempatkan pada kelompok topping atau pelengkap makanan, bersamaan dengan minuman sachet instan, kopi, teh dan sereal “

Hening beberapa saat.

“Nah, lantas apa dong yang membuat bunda cemberut terus? Gak cantik dong ,” kata ayah tiba-tiba.

“Ih, ayah kok gak paham sih ,” jerit bunda sambil mencubit pinggang ayah “ Selama ini bunda kan jualan es susu, bahan utamanya dari SKM”

Seketika ayah manggut-manggut. Hening lagi. Yang terdengar hanya suara celotehan adekku dan suara mainannya yang dipukulkan ke lantai. 

Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, bunda rajin berjualan es susu di sekolah paudku. Katanya, bunda ingin membantu ayah mencari tambahan uang. Ayah setiap hari bekerja sebagai tukang ojek. Sebenarnya penghasilan ayah cukup untuk kami sekeluarga, tapi bunda ingin membantu mencari sedikit tambahan rezeki agar kami bisa menabung untuk biaya sekolahku dan adek nanti.

Di tengah kesibukan bunda mengurus adek dan aku, bunda masih tetap ingin berjualan. Membuat es susu dari SKM sepertinya cara terbaik, karena pembuatannya yang cepat dan sederhana.

Aku sering melihat bunda menyiapkan jualannya. Membuat es susu ala bunda sangatlah mudah. Pertama-tama tuangkan SKM dengan takaran tertentu ke dalam gelas plastik, tuang es dan air, aduk hingga tercampur, kemudian tutup gelasnya dengan tutup plastik, selanjutnya es susu di tata dalam kotak termos besar.

“Selain bunda merasa bersalah karena menjual es susu dengan bahan utama SKM, ada hal yang membuat bunda bingung ,” kata bunda memecah keheningan “ Bunda udah terlanjur membeli stok SKM yang banyak. Ada 2 kardus, dan masih utuh. Tadinya bunda pikir akan lebih menguntungkan kalau langsung beli SKM yang banyak. Tapi sekarang, bunda sudah tidak bisa jualan es susu lagi”

“Coba jual SKM nya ke warung mbak Tutik ,” kata ayah.

“Sudah bunda coba. Mbak Tutik tidak bisa membeli SKM bunda. Katanya, persediaan SKM di warung nya masih banyak. Akhir-akhir ini penjualan SKM di warung mbak Tutik menurun. Bunda juga sudah coba menawarkan ke warung yang lain, jawabannya sama, SKM di warung mereka tidak begitu laku”

Hening lagi. Tadi bunda yang melamun, sekarang ayah ikut cemberut. Ini semua pasti gara-gara pak dokter, sehingga ayah dan bunda jadi bingung karena jualan bunda jadi tidak laku. Harusnya tempo hari pak dokter tidak usah datang ke sekolahku.

Dan kenapa bunda repot-repot menjual stok SKM nya ke warung? Berikan saja padaku. Aku suka sekali dengan SKM, apalagi kalau dingin, rasanya enak, manis dan gurih. Tapi anehnya, akhir-akhir ini bunda sangat jarang membuatkan ku susu dari SKM. Bahkan bunda baru membuatkan aku susu setelah aku merengek.

“Tadi bunda bilang kalau SKM merupakan pelengkap makanan, bisa digunakan sebagai topping, ya? ,” kata ayah tiba-tiba” Kalau digunakan sebagai campuran makanan, boleh tidak?”

“ Kalau sebagai pelengkap makanan atau dicampur ke makanan sih boleh “

“Bagaimana kalau bunda membuat jajanan yang bisa dicampurkan SKM. Bisa gak ?”

“Oh iya, ide bagus ayah ,” kata bunda lebih semangat “ Coba bunda pikir dulu, kira-kira apa ya… Oh, bunda bisa bikin pudding, sepertinya cocok kalau dicampur SKM “

“Bagus itu. Bunda bisa menambahkan bahan makanan yang bernutrisi, seperti buah atau sayur ,” tambah ayah

“Iya betul. Bisa ditambahkan aneka buah, jadi pudding strawberry, pudding anggur. Ditambah jagung manis sepertinya enak juga “

“Bunda ,” aku tidak tahan untuk menyela diskusi ayah dan bunda “Bikin puding labu dong. Dulu mbah putri pernah bikin pudding labu kuning yang enak”

“Eh, kakak Aira nguping pembicaraan bunda dan ayah, ya…,” kata bunda sambil memeluk dan menciumku.

Aku senang sekali, bunda sudah bisa bercanda seperti dulu. Sepertinya ayah menepati janjinya untuk membuat bunda kembali tersenyum cantik.

Mulai hari itu, bunda rajin membuat aneka puding yang dicampur dengan SKM. Kadang membuat puding jagung manis, puding buah, dan favoritku tentunya puding labu kuning. Jajanan buatan bunda selalu laris terjual, lebih banyak pembelinya dari pada saat bunda berjualan es susu. Bahkan bunda mulai menitipkan pudding buatannya di warung-warung dekat rumah.

– CITRA TRISMATANTI, S.Pd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

English EN Indonesian ID